Pasien merasa tubuh tidak enak sakit,dan merasa berubah penampilannya.Gejala ini dapat
dijumpai dalam hubungannya dengan fungsi sosial pasien,dimana keadaan respon emosi pasien berupa rasa takut atau ingin tahu.Beda orang Barat,sehabis tahu tentang penyakit,akan mengobati meski tidak ada indikasi penyakit yang jelas.Sedang orang timur berpendapat lain,apabila tidak ada rasa sakit,maka tidak ada penyakit,dan tidak perlu berobat.Seperti penyakit gondok,selama tidak menggangu aktifitas sehari-hari,tidak dianggap sebagai penyakit dan tidak berusaha untuk diobati.
2. Tahap dimana seseorang dinyatakan sakit dan memerlukan perawatan.
Pasien akan mencari nasehat dan melakukan perawatan.Dalam hal ini kerabat dan temannya yang sering memutuskan bahwa pasien itu benar sakit dan dibebaskan dari kewajibannya kepada orang lain.
3. Tahap dimana pasien perlu mendapat perawatan medis yang profesional,maka diputuskan perlu mencari perawatan medis yang profesional.Masyarakat pedesaan lebih lama memutuskan,karena melibatkan banyak orang. Umumnya kerabat dekat,saudara dekat , dan teman yang terlibat ,namun masih melibatkan kepala desa,kepala rukun tetangga.
4. Tahap dimana penderita berperan sebagai pasien
Pasien yang benar ingin sembuh akan bertindak ambivalen,karena kesehatannya akan diketahui oleh dokter atau pengobat,dengan perasaan tidak ingin tergantung.Sebaliknya pasien kronis tahu bahwa penyembuhan total tidak mungkin,maka ia menerima ketergantungannya, dan merasa senang dapat berbagi kekhawatiran dengan dokter atau pengobat.
5. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi
Pada umumnya di tiap masyarakat mempunyai upacara atau kebiasaan khusus berupa tindakan simbolis yang menyatakan bahwa si penderita sudah sembuh.Seperti 'slametan'di Jawa, sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan mengharapkan tidak datang lagi penyakitnya.
Suchman