Penyakit genetik dapat dicegah
Rekayasa genetika untuk manusia yang lebih baik merupakan topik yang muncul berulang-ulang sejak novel "Brave New World" karya Aldous Huxley yang terbit pada tahun 1931. Novel ini menceritakan antisipasi perkembangan teknologi reproduksi masa depan yang mengubah masyarakat.
Novel ini memicu film seperti "Gattaca" yang menyajikan rekayasa genetik pada anak-anak untuk memastikan sifat genetik terbaik yang dihasilkan orang tua dan novel "Beggars" di Spanyol yang mengeksplorasi implikasi dari perubahan genetik muncul secara luas.
Nah, pada 2012 ini, konsep untuk rekayasa genetik telah muncul tapi untuk mencegah suatu penyakit mitokondria. Sekitar satu dari 200 orang yang lahir diperkirakan menderita dengan gangguan di mitokondria, pusat energi sel. Untuk pertama kalinya para ilmuwan mampu mentransfer inti DNA dari satu sel telur manusia yang lain. Dua kelompok independen menemukan cara untuk transplantasi inti antara sel telur manusia, dan meninggalkan DNA mitokondria, yang diturunkan dari ibu ke anak.
Temuan ini berarti membuat gangguan mitokondria dapat disembuhkan sebelum anak lahir. Meski teknik-teknik tersebut tidak akan menyembuhkan penyakit seperti sindrom Down, yang melibatkan inti DNA tapi itu menunjukkan bahwa beberapa manipulasi genom manusia bukan hanya mungkin, tapi bisa terjadi.
Rekayasa genetika untuk manusia yang lebih baik merupakan topik yang muncul berulang-ulang sejak novel "Brave New World" karya Aldous Huxley yang terbit pada tahun 1931. Novel ini menceritakan antisipasi perkembangan teknologi reproduksi masa depan yang mengubah masyarakat.
Novel ini memicu film seperti "Gattaca" yang menyajikan rekayasa genetik pada anak-anak untuk memastikan sifat genetik terbaik yang dihasilkan orang tua dan novel "Beggars" di Spanyol yang mengeksplorasi implikasi dari perubahan genetik muncul secara luas.
Nah, pada 2012 ini, konsep untuk rekayasa genetik telah muncul tapi untuk mencegah suatu penyakit mitokondria. Sekitar satu dari 200 orang yang lahir diperkirakan menderita dengan gangguan di mitokondria, pusat energi sel. Untuk pertama kalinya para ilmuwan mampu mentransfer inti DNA dari satu sel telur manusia yang lain. Dua kelompok independen menemukan cara untuk transplantasi inti antara sel telur manusia, dan meninggalkan DNA mitokondria, yang diturunkan dari ibu ke anak.
Temuan ini berarti membuat gangguan mitokondria dapat disembuhkan sebelum anak lahir. Meski teknik-teknik tersebut tidak akan menyembuhkan penyakit seperti sindrom Down, yang melibatkan inti DNA tapi itu menunjukkan bahwa beberapa manipulasi genom manusia bukan hanya mungkin, tapi bisa terjadi.